Senin, 07 Oktober 2013

artikel induktif dan deduktif

(Deduktif)
BI sebut paket kebijakan pemerintah berhasil selamatkan ekonomi
Pemerintah berencana mengeluarkan kebijakan tambahan dalam upaya penyelamatan perekonomian nasional. Bank Indonesia (BI) berjanji mendukung setiap langkah pemerintah menjaga stabilisasi ekonomi dalam negeri.
Di tengah kritikan akan paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pada Agustus lalu, Bank Indonesia menjadi salah satu yang membela pemerintah.
"Kami mengikuti bahwa paket yang kemarin diajukan 23 Agustus, realisasinya sudah banyak yang terwujud. Bahkan kami melihat misalnya seperti Keppres atau Inpres yang mengatur tentang upah minimum juga itu langkah yang baik," kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di Gedung Bank Indonesia, Jumat (4/10).
Agus Marto menyebut, BI masih memiliki beberapa program yang disiapkan untuk menopang paket kebijakan tambahan yang akan dikeluarkan pemerintah.
"Kalau seandainya nanti akan ada paket, kami merasa nanti akan diundang untuk koordinasi. Tapi Bank Indonesia juga mempunyai program untuk merespon, dan kami nanti akan terus koordinasi dengan pemerintah," imbuh Agus.
BI mengapresiasi langkah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjaga stabilitas pasar keuangan dengan menerapkan lindung nilai atau hedging valas.
"Hedging valas itu salah satu yang dikeluarkan oleh BUMN, tetapi yang mereka keluarkan antara lain bond stabilization framework, menyelaraskan antara BUMN yang punya valas dengan yang beli valas, koordinasi dana pihak ketiga supaya tidak terjadi kenaikan bunga, terus juga langkah langkah dalam melakukan transaksi di dalam rupiah, itu kan bagus sekali," tutup Agus.
Kementerian BUMN telah menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) BUMN No.09/2013 pada 25 September 2013 lalu guna menjaga nilai tukar rupiah agar tidak terlalu bergejolak.



(Induktif)
Infrastruktur dan Daya Saing

Sejatinya, dengan catatan manis pembangunan ekonomi Indonesia saat ini, kita tak perlu terlalu hawatir dengan akan diberlakukannya AEC pada 2015. Pengalaman diberlakukannya Asean Free Trade Area (AFTA) sejak 2002 silam, ternyata makin mengangkat pertumbuhan ekonomi kita. Bahkan selama empat tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia tak pernah dibawah 6 persen.

Baru-baru ini, lembaga riset bisnis dan ekonomi yang sangat terpandang di dunia, The McKinsey Global Institute, menerbitkan laporannya berjudul “The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential”. Dalam laporan itu, Indonesia diprediksi akan mengalami kecenderungan kejayaan di masa depan terkait pembangunan ekonomi. McKinsey menyebut, pada tahun 2030 Indonesia diperkirakan akan menempati peringkat ke-7 ekonomi terbesar dunia, sesudah Cina, AS, India, Jepang, Brazil, Rusia.

Meski demikian, hal itu tak kemudian harus membuat kita jumawa. Masih lemahnya daya saing dan pembenahan infrastruktur, harus menjadi prioritas kewaspadaan. International Finance Corporation (IFC) pernah menyebut, untuk negara-negara yang berada di kawasan Asia Pasifik, daya saing Indonesia masih kalah jauh dengan Thailand dan Malaysia. Indonesia hanya menempati posisi 129, sementara Thailand dan Malaysia sudah ada diperingkat 17 dan 18.

Selain itu, meski menjadi idola tujuan investasi, sejatinya iklim investasi di Indonesia juga belum begitu baik. Selama tahun 2012, Asia Business Outlook the Economist Corporate Network mengatakan bahwa Indonesia masih kurang luwes terhadap para investor. Besarnya beban logistic cost dan pelayanan birokrasi menjadi penyebab utamanya.

Namun begitu, kita patut bersukur karena pemerintah sepertinya serius melakukan pembenahan. Dalam memperbaiki infrastruktur misalnya, tahun 2013, belanja infrastruktur dari pembiayaan APBN mencapai Rp 203 triliun, dari APBD mencapai Rp 90 triliun, dan dari swasta serta BUMN mencapai Rp 140 triliun.

Memang sudah selayaknya pembenahan dilakukan oleh pemerintah. Kondisi yang terjadi di India bisa menjadi pembelajaran. Diproyeksi akan terus tumbuh, pembangunan ekonomi India saat ini malah mengalami penurunan akibat tak bisa menyelesaikan persoalan infrastruktur yang menjadi menu wajib penopang baiknya pembangunan ekonomi. Tentu kita tidak mengharapkan hal itu akan menimpa Nusantara.

Selasa, 21 Mei 2013

Kemiskinan di Indonesia

Ada tiga ciri yang menonjol dari kemiskinan di Indonesia. Pertama, banyak rumah tangga yang berada di sekitar garis kemiskinan nasional, yang setara dengan PPP AS$1,55-per hari, sehingga banyak penduduk yang meskipun tergolong tidak miskin tetapi rentan terhadap kemiskinan. Kedua, ukuran kemiskinan didasarkan pada pendapatan, sehingga tidak menggambarkan batas kemiskinan yang sebenarnya. Banyak orang yang mungkin tidak tergolong miskin dari segi pendapata dapat dikategorikan sebagai miskin atas dasar kurangnya akses terhadap pelayanan dasar serta rendahnya indikator-indikator pembangunan manusia. Ketiga, mengingat sangat luas dan beragamnya wilayah Indonesia, perbedaan antar daerah merupakan ciri mendasar dari kemiskinan di Indonesia.
Banyak penduduk Indonesia rentan terhadap kemiskinan.
Angka kemiskinan nasional menyembunyikan sejumlah besar penduduk yang hidup sedikit saja di atas garis kemiskinan nasional. Hampir 42 persen dari seluruh rakyat Indonesia hidup di antara garis kemiskinan AS$1- dan AS$2-per hari-suatu aspek kemiskinan yang luar biasa dan menentukan di Indonesia.  Analisis menunjukkan bahwa perbedaan antara orang miskin dan yang hampir-miskin sangat kecil, menunjukkan bahwa strategi pengentasan kemiskinan hendaknya dipusatkan pada perbaikan kesejahteraan mereka yang masuk dalam dua kelompok kuintil berpenghasilan paling rendah. Hal ini juga berarti bahwa kerentanan untuk jatuh miskin sangat tinggi di Indonesia: walaupun hasil survei tahun 2004 menunjukkan hanya 16,7 persen penduduk Indonesia yang tergolong miskin, lebih dari 59 persen dari mereka pernah jatuh miskin dalam periode satu tahun sebelum survei dilaksanakan.
Data terakhir juga mengindikasikan tingkat pergerakan tinggi (masuk dan keluar) kemiskinan selama periode tersebut, lebih dari 38 persen rumah tangga miskin pada tahun 2004 tidak miskin pada tahun 2003.
Kemiskinan dari segi non-pendapatan adalah masalah yang lebih serius dibandingkan dari kemiskinan dari segi pendapatan.
Apabila kita memperhitungkan semua dimensi kesejahteraan-konsumsi yang memadai, kerentanan yang berkurang, pendidikan, kesehatan dan akses terhadap infrastruktur dasar-maka hampir separuh rakyat Indonesia dapat dianggap telah mengalami paling sedikit satu jenis kemiskinan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia memang telah mencapai beberapa kemajuan di bidang pengembangan manusia. Telah terjadi perbaikan nyata pencapaian pendidikan pada tingkat sekolah dasar; perbaikan dalam cakupan pelayanan kesehatan dasar (khususnya dalam hal bantuan persalinan dan imunisasi); dan pengurangan sangat besar dalam angka kematian anak. Akan tetapi, untuk beberapa indikator yang terkait dengan MDGs, Indonesia gagal mencapai kemajuan yang berarti dan tertinggal dari negara-negara lain di kawasan yang sama. Bidang-bidang khusus yang patut diwaspadai adalah:
-          Angka gizi buruk (malnutrisi) yang tinggi dan bahkan meningkat pada tahun-tahun terakhir: seperempat anak di bawah usia lima tahun menderita gizi buruk di Indonesia, dengan angka gizi buruk tetap sama dalam tahuntahun terakhir kendati telah terjadi penurunan angka kemiskinan.
-          Kesehatan ibu yang jauh lebih buruk dibandingkan dengan negara-negara di kawasan yang sama: angka kematian ibu di Indonesia adalah 307 (untuk 100.000 kelahiran hidup)
-          Lemahnya hasil pendidikan. Angka melanjutkan dari sekolah dasar ke sekolah menengah masih rendah, khususnya di antara penduduk miskin: di antara kelompok umur 16-18 tahun pada kuintil termiskin, hanya 55 persen yang lulus SMP, sedangkan angka untuk kuintil terkaya adalah 89 persen untuk kohor yang sama.
-          Rendahnya akses terhadap air bersih, khususnya di antara penduduk miskin. Untuk kuintil paling rendah, hanya 48 persen yang memiliki akses air bersih di daerah pedesaan, sedangkan untuk perkotaan, 78 persen.
-          Akses terhadap sanitasi merupakan masalah sangat penting. Delapan puluh persen penduduk miskin di pedesaan dan 59 persen penduduk miskin di perkotaan tidak memiliki akses terhadap tangki septik, sementara itu hanya kurang dari satu persen dari seluruh penduduk Indonesia yang terlayani oleh saluran pembuangan kotoran berpipa.
Perbedaan antar daerah yang besar di bidang kemiskinan.
Keragaman antar daerah merupakan ciri khas Indonesia, di antaranya tercerminkan dengan adanya perbedaan antara daerah pedesaan dan perkotaan. Di pedesaan, terdapat sekitar 57 persen dari orang miskin di Indonesia yang juga seringkali tidak memiliki akses terhadap pelayanan infrastruktur dasar: hanya sekitar 50 persen masyarakat miskin di pedesaan mempunyai akses terhadap sumber air bersih, dibandingkan dengan 80 persen bagi masyarakat miskin di perkotaan. Tetapi yang penting, dengan melintasi kepulauan Indonesia yang sangat luas, akan ditemui perbedaan dalam kantong-kantong kemiskinan di dalam daerah itu sendiri. Misalnya, angka kemiskinan di Jawa/Bali adalah 15,7 persen, sedangkan di Papua adalah 38,7 persen.
Pelayanan dasar juga tidak merata antar daerah, karena kurangnya sarana di daerah-daerah terpencil. Di Jawa, ratarata jarak rumah tangga ke puskesmas terdekat adalah empat kilometer, sedangkan di Papua 32 kilometer. Sementara itu, 66 persen kuintil termiskin di Jawa/Bali mempunyai akses terhadap air bersih, sedangkan untuk Kalimantan hanya 35 persen dan untuk Papua hanya sembilan persen.
Tantangan yang dihadapi oleh pemerintah, yakni walaupun tingkat kemiskinan jauh lebih tinggi di Indonesia Bagian Timur dan di daerah-daerah terpencil, tetapi kebanyakan dari rakyat miskin hidup di Indonesia Bagian Barat yang berpenduduk padat. Contohnya, walaupun angka kemiskinan di Jawa/Bali relatif rendah, pulau-pulau tersebut dihuni oleh 57 persen dari jumlah total rakyat miskin Indonesia, dibandingkan dengan Papua, yang hanya memiliki tiga persen dari jumlah total rakyat miskin.

Penyebab dan Akibat Kemiskinan
Pada tulisan sebelumnya kita sudah mengetahui penyebab kemiskinan menurut BAPPENAS dan Bank Dunia. Di bab ini kita akan rangkum dan membahas lebih detail tentang penyebab kemiskinan yang terjadi di Indonesia.
a.       Kesalahan Penetapan Strategi Pemerintah
Pada zaman pemerintahan Presiden Soeharto, telah terjadi penetapan kebijakan yang salah sehingga membuat Negara Indonesia sulit berkembang. Negara Indonesia merupakan Negara agraris, Negara yang mengandalkan dan berpotensi untuk maju dalam sector pertanian. Namun pada masa itu pemerintah ingin membuat Negara Indonesia menjadi Negara industri. Akibatnya kesejahteraan petani menjadi berkurang, karena pemerintah terlalu terfokus untuk memperlengkapi pengembangan industry di Indonesia. Padahal apabila pemerintah lebih memprioritaskan sector pertanian, Indonesia akan menjadi Negara pengekspor terbesar dalam bidang pertanian. Apalagi dulu Indonesia tidak pernah mengimpor beras, bahkan Indonesia menjadi pengekspor beras terbesar.
b.      Kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas
Sumber daya alam yang melimpah, apakah bisa dipergunakan untuk mensejahterakan khalayak ramai jika tidak ada yang mengelolanya? Indonesia memiliki banyak pertambangan dan bahkan memiliki cadangan minyak dunia terbesar. Tapi yang mengelolanya bukan Negara kita sendiri melainkan Negara lain. Bukti nyatanya dapat kita lihat bagaimana PT Freeport yang ada di Papua. Setelah diselidiki ternyata pertambangan yang ada di Papua yang PT Freeport kelola bukanlah pertambangan timah melainkan pertambangan emas. Betapa sangat dirugikan Negara kita, karena pertambangan yang sangat  berpotensi untuk membangun Negara dan mensejahterakan  tidak dapat kita nikmati sepenuhnya hanya karna kurangnya sumber daya manusia di Indonesia yang mampu untuk mengelola sumber daya alam negaranya sendiri. Hal yang tak kalah penting yang perlu kita ketahui banyak orang Indonesia yang pintar cuma di teori tapi pada praktiknya sangat kurang. Contohnya banyak sarjana kedokteran pada saat terjun langsung dalam dunia perkerjaan, mereka malah mal praktek. Inilah penyebab yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan, pemerintah harus berusaha untuk mengatasi faktor ini.
c.       Kurangnya lapangan pekerjaan
Ini merupakan masalah utama. Bagaimana seseorang dapat memiliki penghasilan apabila ia tidak bekerja? Orang yang memiliki penghasilan pastinya adalah orang yang bekerja. Kebanyakan orang setelah lulus kuliah atau tamat sekolah selalu berpikir ingin melamar pekerjaan atau mendapat panggilan pekerjaan. Jarang sekali orang yang berpikir ingin menciptakan lapangan pekerjaan. Lapangan pekerjaan tidak akan pernah bertambah jika tidak ada orang-orang yang mau berwiraswasta. Suatu perusahaan pun tidak bisa terus menampung tenaga kerja apabila tenaga kerja yang dibutuhkan sudah terpenuhi. Bahkan terkadang perusahaan juga sering mengadakan PHK terutama saat sedang mengalami krisis. 
d.      Banyaknya tindakan KKN (Korupsi Kolusi Nepotisme)
Pemerintahan yang jujur dan bersih sangat diperlukan terjadi di Negara ini. Alangkah malunya karena menurut survey Indonesia merupakan salah satu Negara KKN di dunia. Keberadaan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) masih belum mampu menumpas pelaku KKN. KKN tidak hanya harus ditumpas, tapi juga harus dicegah. Rakyat akan sangat dirugikan jika apa yang menjadi haknya justru disalahgunakan bahkan dirampas oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Kita sudah lihat bukti nyata yaitu Gayus. Indonesia tidak akan pernah sejahtera jika setiap orang terutama dalam pemerintahan hanya memikirkan kepentingan diri sendiri.
e.      Pembangunan yang tidak merata
Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa ada perbedaan yang mencolok antara Jakarta dengan daerah-daerah yang ada di Indonesia. Rumah sakit, sekolah, tempat perbelanjaan, dan pelayanan yang lainnya masih sangat kurang di desa-desa. Akibatnya banyak orang yang ingin keluar dari daerahnya dan indah ke tempat yang lebih banyak fasilitas yang mendukung. Apabila pembangunan merata, yakinlah dari pembangunan yang ada, akan menciptakan lapangan pekerjaan baru. Bahkan warga yang tadinya mengalami kelesuan karena daerahnya yang sebelumnya tertinggal akan berusaha bangkit dan mencoba untuk memperbaiki taraf hidup dan kegiatan perekonomian disana akan hidup.
Pemerintah tidak boleh tutup mata akan masalah pembangunan, karena ini akan menimbulkan diskriminasi dan perpecahan. Bukan hanya itu saja, apabila tidak ditindak lebih lanjut, kemungkinan besar propinsi bisa melepaskan diri dari NKRI, contohnya seperti masalah GAM.
Selain itu perlu kita ketahui bahwa ada penyebab golongan miskin tidak terjamah oleh hasil pembangunan, antara lain:
·         Ketimpangan dalam peningkatan pendidikan
·         Ketidakmerataan untuk berpartisipasi
·         Ketidakmerataan pemilikan alat-alat produksi
·         Ketidakmerataan terhadap modal dan kredit
·         Ketidakmerataan menduduki jabatan
·         Ketidakmerataan mempengaruhi pasaran
·         Ketidakmerataan kemampuan menghindari musibah
·         Laju pertumbuhan penduduk lebih memberatkan golongan miskin
f.        Kurangnya partisipasi masyarakat
Ketika seseorang berada dalam kondisi sedih, hal yang harus dia lakukan adalah bangkit dan bertindak agar dia tidak terus menerus sedih. Sama halnya dengan orang yang miskin. Dia harus bangkit dan bertindak agar dia lepas dari kemiskinan. Mereka yang dalam kondisi miskin kebanyakan lebih banyak mengeluh dan menunggu pemerintah yang bergerak. Yang menentukan mau bagaimanakah hidup kita bukanlah orang lain melainkan kita sendiri.
                               
Ada aksi ada reaksi, ada sebab ada juga akibat. Kemiskinan telah membatasi hak rakyat dan memberi akibat, antara lain:
a.       Maraknya Tindak Kriminal
Keadaan mereka yang miskin menuntut mereka harus mencari cara untuk mendapatkan uang sekalipun dengan cara yang tidak halal. Mereka harus tetap melanjutkan hidup, mereka perlu makan karena apabila mereka tidak makan mereka akan mati. Mereka akhirnya memakai cara-cara brutal yaitu dengan mencuri, mencopet, merampok, menghipnotis dan lain-lain. Tindak criminal membuat orang merasa tidak aman dan tidak sejahtera. Merugikan sekali apabila kita mau melakukan aktivitas harus takut dan khawatir karena tinak criminal.
b.      Kebodohan
Mereka yang miskin tidak bisa berbicara soal mendapat pendidikan karena pendidikan membutuhkan dana. Bahkan ada perkataan yang sering kita dengar “Boro-boro mau sekolah, buat makan sehari aja susahnya minta ampun”. Akibatnya mereka yang miskin banyak yang bodoh. Bagaiman amau memperbaiki taraf hidup kalo baca tulis saja tidak bisa.
c.       Kelaparan, Penyakit dan Kematian
Pernah tidak terpikir oleh kita pada saat kita makan di restoran dan makanan yang kita makan tidak habis, ternyata makanan yang sisa itu masih dimakan oleh orang-orang yang tidak mampu membeli makanan. Mereka harus mengais-ngais dari tempat sampah, padahal seharusnya makanan itu tidak boleh mereka konsumsi. Banyak diantara mereka yang terkena penyakit dan gangguan kesehatan lainnya. Tapi ada juga diantara mereka yang tidak makan sama sekali, mereka kelaparan dan bila itu uterus berlanjut mereka akan mati.
d.      Kehidupan yang tidak layak
Banyak dari orang miskin yang tidak memiliki rumah. Mereka tinggal di gubuk yang reok, bahkan mereka seperti gelandangan yang hidupnya berpindah-pindah Karena tidak punya tempat untuk tidur. Mereka tidak memiliki baju, mereka sering sekali mengais-ngais tempat sampah untuk mencari apapun yang mereka dapat jadikan baju, atau mereka juga mendapatkan baju dari tempat sampah. Sangat tidak layak keadaan mereka.
e.      Ketidakadilan
Saat mereka sakit mereka tidak bisa pergi ke rumah sakit karena biayanya sangat mahal. Saat mereka melakukan kesalahan kecil mereka dituntut oleh hukuman yang sangat tidak setimpal. Memang sangat tidak relevan jika kita melihat mereka hanya mencuri sandal dan dihukum 5 tahun penjara tetapi pelaku KKN yang sudah makan uang rakyat bertriliyun-triliyun justru hanya dihukum 4 tahun bahkan mendapatkan pengurangan tahanan 1 tahun.
f.        Dilecehkan dan Tidak Dipandang
Sebagai manusia kita diciptakan Tuhan dengan derajat yang sama namun pada realitanya, orang-orang sering memperlakukan orang berdasarkan status social dan kemapanan mereka. Tak jarang banyak orang miskin yang diperlakukan semena-mena, mereka dihina, dikucilkan bahkan dijauhi dan yang lebih parahnya mereka hanya dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang merasa dirinya terpandang.


Solusi Untuk Menanggulangi Kemiskinan
Kemiskinan juga menjadi penyebab rendahnya Human Development Index (HDI), Indeks Pembangunan Manusia Indonesia. Secara menyeluruh kualitas manusia Indonesia relatif masih sangat rendah, dibandingkan dengan kualitas manusia di negara-negara lain di dunia. Berdasarkan Human Development Report 2006, Indonesia menempati urutan ke-124 dari 177 negara di seluruh dunia.
Singkatnya, kemiskinan merupakan persoalan yang menyesakkan dan kronis. Karena sangat kronis, maka cara penanggulangan kemiskinan pun membutuhkan analisa yang tepat, melibatkan semua komponen permasalahan, dan diperlukan strategi penanganan yang tepat, berkelanjutan dan tidak bersifat temporer.
Tanpa usaha-usaha yang tepat, kemiskinan hanya akan menghasilkan pengangguran luas. Berikut solusi yang bisa dapat diterapkan untuk menanggulangi kemiskinan di Indonesia.
a.       Penetapan Strategi Pemerintah Yang Tepat
Peningkatan produktivitas pertanian sebagai hasil revolusi hijau merupakan salah satu pemicu utama pertumbuhan selama tiga dasawarsa yang bermula pada tahun 1970an. Dewasa ini, harga komoditas dunia yang tinggi telah menopang pertumbuhan output, sedangkan pergeseran tenaga kerja keluar dari sektor pertanian telah menjaga pertumbuhan produktivitas kerja di bidang pertanian. Akibatnya, diagnosa kemiskinan menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan di sektor pertanian tetap menjadi pendorong utama untuk pengurangan kemiskinan.
Sudah sepatutnya pemerintah membantu agar produktivitas pertanian meningkat, karena pertanianlah menjadi potensi terbesar yang dimiliki Indonesia. Tanah dan iklim di Indonesia benar-benar bisa menghasilkan berbagai tanaman yang bermanfaat. Bukan tidak mungkin Indonesia akan kembali menjadi penghasil beras terbesar di dunia. Apalagi kita juga mengetahui bahwa rempah-rempah juga sangat mampu untuk mendongkrak Indonesia menjadi Negara pengekspor terbesar.
b. Pelatihan, Pembimbingan Yang Intensif Untuk Menciptakan  Sumber Daya Manusia Berkualitas
Menciptakan manusia manusia yang mampu bekerja langsung pada praktiknya, bukan cuma sekedar menciptakan manusia dengan segudang teori. Pemerintah harus membuat kursus dan workshop untuk menjadi jembatan penting dalam menciptakan SDM berkualitas. Sehingga setiap orang mampu bekerja dengan professional sesuai dengan bidangnya. Dengan adanya SDM berkualitas, mereka diharapkan dapat mengelola SDA yang ada di Indonesia.
Bila perlu pemerintah juga bisa mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri agar dapat memberikan pelatihan dan bimbingan secara khusus sehingga nantinya kita sudah mempunyai tenaga ahli yang dapat memberikan ilmu kepada generasi berikutnya tanpa harus mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri lagi.
c.       Peningkatan Mutu Layanan Pendidikan
Sejak beberapa tahun ini, pemerintah sudah melaksanankan wajib didik 9 tahun dan sekolah gratis sampai tingkat Sekolah Menengah Pertama. Diharapkan pemerintah benar-benar mengevaluasi apakah program tersebut sudah berjalan sesudai dengan yang kita harapkan. Wajib didik 9 tahun juga harus ditingkatkan menjadi wajib didik 12 tahun dan sekolah gratis sampai Sekolah Menengah Atas. Perbaikan gedung sekolah dan penambahan fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar juga tak kalah penting. Masih banyak sekolah-sekolah yang tidak layak yang perlu diperbaiki. Pendidikan sangatlah penting agar masyarakat Indonesia tidak ada lagi yang bodoh dan buta huruf. Besarnya suatu bangsa juga ditolak ukur dari bagaimana pendidikan masyarakatnya. Masyarakat yang berpendidikan tentunya akan berusaha untuk mensejahterakan dirinya dan tidak akan membiarkan ia hidup dalam kekurangan.    
 
d. Penyediaan Lahan Kerja dan Mendorong Masyarakat Untuk   Berwirausaha
Kita tahu bahwa banyak sekali masyarakat Indonesia yang pengangguran. Hal ini disebabkan karena sedikitnya lahan pekerjaan. Banyaknya orang yang membutuhkan pekerjaan tidak sebanding dengan lahan pekerjaan yang ada. Akhirnya banyak gelandangan dan tindak criminal karena ketidakmampuan seseorang untuk mendapatkan pekerjaan.
Wirausaha merupakan cara yang efektif agar angka pengangguran di Indonesia menjadi berkurang. Yang menjadi permasalahan yang timbul lagi yaitu banyak orang Indonesia yang tidak punya modal dan keberaniaan untuk berwirausaha, mereka takut gagal dan bisnis usahanya tidak berhasil. Pemerintah sudah menyadari hal ini dan sempat memberikan bantuan dana melalui program UKM, usaha kecil menengah, dimana pemerintah memberikan dana bagi masyarakat yang ingin membuka usaha seperti mendirikan bengkel, mendirikan kios, mendirikan usaha kerajinan tangan dan lain sebagainya. Namun program pemerintah masih kurang berjalan dengan baik. Banyak kendala yang menghambat program ini. Dana yang tersedia juga masih kurang dan tidak sebanding dengan jumlah masyarakat yang membutuhkan dana tersebut. Disinilah dibutuhkan pihak swasta untuk membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah pengangguran dengan memberikan dana dan mengembangkan bisnis usaha agar semakin banyak lahan untuk menampung masyarakat yang belum bekerja.
e.      Penegakan Hukum Yang Adil dan Tegas
Suatu Negara dapat berjalan dengan baik apabila pemerintahnya juga bekerja dengan baik. Bagaimana dapat berjalan dengan baik kalau banyak anggota pemerintahan yang bekerja hanya untuk mencari keuntungan pribadi dan bukan bekerja demi rakyat dan negaranya. Akhirnya ulah mereka yang tidak professional dengan melakukan KKN membuat rakyat menderita. Apa yang menjadi hak rakyat, justru mereka rampas. Tindakan yang sangat merugikan ini tidak boleh dianggap sebagai masalah sepele. Perlu dilakukan penegakan hukum yang menindak tegas tanpa pandang bulu dalam menghukum setiap orang yang melakukan KKN. Nyatanya sampai detik ini hukum itu belum ada. Gayus Tambunan salah satu fakta yang sangat tragis, bukti sudah menyatakan bahwa dia terbukti bersalah, tetapi tetap saja hukuman yang didapatkan Gayus tidak setimpal dengan pelanggaran yang ia lakukan. Masalah ini, harus ditindak tegas oleh lembaga dan aparat penegak hukum. Dan hal yang tidak boleh dilupakan adalah lembaga dan aparat penegak hukum juga harus bekerja secara professional dan bersikap jujur serta adil. Karena apabila mereka tidak bekerja seperti itu, maka yang terjadi adalah yang lemah ditindas yang kuat, yang benar akan menjadi yang salah. Menegakkan hukum dan menjalankan hukum sesuai aturan yang ada akan menjadi salah satu solusi terbaik untuk memberantas kemiskinan. Negara yang bersih dari KKN, akan membuat semua hak rakyat benar-benar diterima dan dirasakan rakyat manfaatnya. Negara yang bersih dari KKN akan membangun Negara menjadi Negara yang maju dan berkembang pesat. 
 
f.        Pembangunan Yang Merata
Selama ini kita bisa lihat bahwa banyak daerah di Indonesia yang masih tertinggal dan sama sekali tidak ada perkembangan. Pembangunan hanya terpusat di Jakarta dan kota-kota besar lainnya sehingga banyak daerah yang terabaikan. Akibat dari pembangunan yang hanya terpusat tersebut banyak msayarakat yang melakukan urbanisasi. Urbanisasi menimbulkan masalah baru yaitu padatnya jumlah penduduk di Jakarta dan kota besar lainnya. Jadi sudah sepatutnya pemerintah mulai berbenah. Pemerintah pusat memberikan dana bagi pemerintah daerah untuk bisa membangun daerahnya agar bisa berkembang dan membuat penduduk setempat mampu menghidupkan kegiatan ekonomi di daerahnya masing-masing. Pembangunan yang merata akan membuat tidak adanya kesenjangan social atau diskriminasi. Apabila pembangunan benar-benar dilaksanakan di setiap daerah, dapat diyakini dan dipercaya masyarakat setempat tidak akan berurbanisasi melainkan tetap bertahan untuk memajukan daerahnya. Ketika pembangunan merata terjadi maka akan membuat terjadi penyebaran penduduk sesuai dengan daya tampung daerah dan tidak ada lagi terjadi yang namanya ledakan penduduk.
g.  Partisipasi Masyarakat
Kemiskinan bakal mudah diberantas apabila semua orang peka dan tidak memberatkan masalah ini hanya kepada pemerintah. Kepedulian masyarakat dengan memperhatikan kinerja pemerintah serta membantu masyarakat yang hidupnya masih kurang sangatlah diperlukan. Tidak perlu muluk-muluk dalam berpartisipasi. Lakukanlah setiap hal dimulai dari yang kecil. Karena hal sekecil apapun bisa member dampak yang besar. Misalnya dengan mengumpulkan pakaian bekas yang masih layak pakai dan disumbangkan kepada rakyat kecil, pembagian sembako gratis dan masih banyak hal lain yang apabila dilakukan secara berkala akan membuat rakyat miskin terbantu dan bahkan mengurangi angka kemiskinan.


refrensi : http://tirsaaprillia.blogspot.com/2012/06/kemiskinan-terhadap-pertumbuhan-ekonomi.html

Senin, 01 April 2013

SOAL KURS







EXCHANGE RATES ON TRANSACTION
Last Update 28 March 2013


Currencies
Value
Sell
Buy
Graph





AUD
1.00
10,183.14
10,076.14
Grafik Time Series
BND
1.00
7,855.88
7,776.44
Grafik Time Series
CAD
1.00
9,614.17
9,513.97
Grafik Time Series
CHF
1.00
10,247.59
10,135.21
Grafik Time Series
CNY
1.00
1,556.85
1,541.23
Grafik Time Series
DKK
1.00
1,675.30
1,658.26
Grafik Time Series
EUR
1.00
12,486.43
12,360.19
Grafik Time Series
GBP
1.00
14,789.73
14,638.45
Grafik Time Series
HKD
1.00
1,258.36
1,245.57
Grafik Time Series
JPY
100.00
10,378.24
10,268.66
Grafik Time Series
KRW
1.00
8.79
8.70
Grafik Time Series
KWD
1.00
34,285.71
33,906.03
Grafik Time Series
MYR
1.00
3,149.95
3,115.34
Grafik Time Series
NOK
1.00
1,669.60
1,651.72
Grafik Time Series
NZD
1.00
8,163.12
8,075.42
Grafik Time Series
PGK
1.00
5,001.22
4,467.54
Grafik Time Series
PHP
1.00
239.59
236.60
Grafik Time Series
SAR












1.      Jaka  berasal dari Kanada , dia ingin berkunjung ke Indonesia dengan membawa uang sebesar CAD 100.000 ketika ditukar di Bank maka uang yang dia dapat?
Jawab   : CAD = 100.000 x 9.513,97 (kurs beli)
                        = 951.397.000
2.      Susi  mengimpor mobil sport dari Brunei dengan harga $60.000. Berapa Yen Cina yang harus dibayar?
Jawab   : BND= 60.000 x 7.855,23 (kurs jual)= 471.352.800
CNY= 471.352.800/1.541,23 (kurs jual) = 305.829 Yen


3.      Frandri ingin membuka usaha di bidang kuliner di Australia, ia membutuhkan $ 50.000 untuk modal usaha. Berapa Rupiah yang harus ia siapkan jika ia mempunyai tabungan senilai $ 200.000 Eropa.
Jawab   :          AUD = 50.000 x 10.183,14(kurs jual) = 509.157.000
EUR= 200.000 x 12.360,19 (kurs beli) = 2.472.038.000
Rp. Yang harus disiapkan                      = 1.962.881.000

4.      Sule  mendapat kiriman sebesar 900 AUD, ia berniat untuk membeli perlengkapan pecinta alam senilai 400 pound sterling. Dia membeli beras untuk keluarganya seharga 2000 yen. Jika Frandri ingin membelikan istrinya perhiasan dari MYR senilai 3000 maka berapa Rupiah yang harus ia siapkan lagi dari tabungannya ?
Jawab   : AUD = 900 x 10.076,14 (kurs beli) = 9.068.526
GBP = 400 x 14.789,73 (kurs jual) = 5.915.892
JPY=2.000 x 10.378,24 (kurs jual) = 20.756.480
MYR = 3.000 x 3.149,95 (kurs jual) = 9.449.850
Kiriman                 :                                               Rp. 9.068.526
Perlengkapan    : Rp.   5.915.892
Beras                     : Rp.20.756.480
Perhiasan            : RP. 9.449.850_
total                                                                       Rp. 36.122.222 _
Rp. Yang harus Sule siapkan lagi           Rp. 27.053.696
5.      Daniel memperoleh deviden dari sejumlah saham yang ia punya di Australia sebesar 10.000AUD. Ia ingin membelikan anak kembar 3nya laptop masing – masing dengan harga 900 BND. Selain itu dia ingin mengajak pergi istrinya dan tour per orang 5.000 CAD dan biaya fiskal Rp. 3.000.000/orang. Berapa Euro yang harus diambil Daniel lg dari tabungannya ?
Jawab   : AUD = 10.000 x 10.076,14 (kurs beli) = 100.761.400
  BND = 900 x 10.169,03 (kurs jual) =7.070.292
CAD = 5.000 x 9.614,17 (kurs jual) =48.070.850
Biaya Fiskal = Rp. 3.000.000 x 2 = Rp. 6.000.000
Deviden                                                               Rp. 100.761.400
Laptop                  Rp.   7.070.292
Tour                       Rp. 48.070.850
Biaya Fiskal         Rp.      6.000.000 _
Total                                                                      Rp. 61.141.896 _
Kekurangan                                                        Rp.   39.620.258
EUR yang harus disiapkan : Rp.   139.620.258 / 12.486,43 (kurs jual) = 3.173
6.      Numan  ingin melakukan  operasi plastik pada mata dan hidungnya di Denmark seharga 100.000.000 won. Biaya perjalanan $ 4000 BND. Berapa sisa uang Numan jika ia mempunyai uang sebanyak Rp. 1.000.000.000,-
Jawab   : DKK = 100.000 x 1.675,30 (kurs jual) = 167.530.000
BND = 4000 x 9.746 (kurs jual) = 31.423.520
Sisa uang Numan = Rp. 1.000.000.000 – 198.953.520 = 801.046.480
7.      Tn. Taka ingin berlibur ke pulau dewata Bali, ia mempunyai uang sebanyak 111.000 yen. Dia menginginkan agar uangnya sisa sebesar 1.111 yen. Berapa Rupiah kah sisa uang Tn. Taka?
Jawab   : JPY = 111.000 x 10.268.66 (kurs beli) =1.139.821
JPY = 1.111 x 10.268,66(kurs beli) = 11.408
8.      Nugie ingin melakukan camping dengan teman – teman kuliahnya. Dia mempunyai dana 1.000 euro. Harga perlengkapan camping  777 AUD. Biaya makan dan perjalanan 10.000 bath. Berapa ringgit kah sisa uang Nona juwita ?
Jawab   : EUR = 1.000 x 12.360,19 (kurs beli) = 12.360.190
AUD = 777 x 10.183,14 (kurs jual) = 7.912.299,78
HKD= 10.000 x 1.258,36 (kurs jual) = 12.583.600
Sisa uang  = Rp. 12.360.190– 20.495.899,78 = 8.135.709,78
MYR= Rp. 8.135.709,78/ 3.149.95 (kurs jual) = 2.582
9.      Kedo membeli rumah di Korea dengan harga 95.000.000 won. Berapa GBP yang harus di bayar Tn. Kedo.
Jawab   : KRW = 95.000.000 x 8,79 (kurs jual) = 835.050.000
GBP =  835.050.000/ 14.750,12 (kurs jual) = 56.613
10.  Andika ingin membantu operasi kanker seorang balita di Philipina dengan biaya 1.000.000 pesso. Berapa Rupiah yang harus dia siapkan lagi jika punya tabungan 25.000 CAD?
Jawab   : CAD = 25.000 x 9.513,97 (kurs beli) = 237.849.250
PHP = 1.000.000 x 239,59 (kurs jual) = 239.590.000
yang harus dia siapkan lagi = 1.740.750