Ada tiga ciri yang menonjol dari
kemiskinan di Indonesia. Pertama, banyak rumah tangga
yang berada di sekitar garis kemiskinan nasional, yang setara dengan PPP
AS$1,55-per hari, sehingga banyak penduduk yang meskipun tergolong tidak miskin
tetapi rentan terhadap kemiskinan. Kedua, ukuran kemiskinan didasarkan pada
pendapatan, sehingga tidak menggambarkan batas kemiskinan yang sebenarnya.
Banyak orang yang mungkin tidak tergolong miskin dari segi pendapata dapat
dikategorikan sebagai miskin atas dasar kurangnya akses terhadap pelayanan
dasar serta rendahnya indikator-indikator pembangunan manusia. Ketiga,
mengingat sangat luas dan beragamnya wilayah Indonesia, perbedaan antar daerah
merupakan ciri mendasar dari kemiskinan di Indonesia.
Banyak
penduduk Indonesia rentan terhadap kemiskinan.
Angka kemiskinan nasional menyembunyikan sejumlah besar penduduk
yang hidup sedikit saja di atas garis kemiskinan nasional. Hampir 42 persen
dari seluruh rakyat Indonesia hidup di antara garis kemiskinan AS$1- dan
AS$2-per hari-suatu aspek kemiskinan yang luar biasa dan menentukan di
Indonesia. Analisis menunjukkan bahwa
perbedaan antara orang miskin dan yang hampir-miskin sangat kecil, menunjukkan
bahwa strategi pengentasan kemiskinan hendaknya dipusatkan pada perbaikan
kesejahteraan mereka yang masuk dalam dua kelompok kuintil berpenghasilan
paling rendah. Hal ini juga berarti bahwa kerentanan untuk jatuh miskin sangat
tinggi di Indonesia: walaupun hasil survei tahun 2004 menunjukkan hanya 16,7
persen penduduk Indonesia yang tergolong miskin, lebih dari 59 persen dari
mereka pernah jatuh miskin dalam periode satu tahun sebelum survei
dilaksanakan.
Data terakhir juga mengindikasikan tingkat pergerakan tinggi (masuk
dan keluar) kemiskinan selama periode tersebut, lebih dari 38 persen rumah
tangga miskin pada tahun 2004 tidak miskin pada tahun 2003.
Kemiskinan
dari segi non-pendapatan adalah masalah yang lebih serius dibandingkan dari kemiskinan
dari segi pendapatan.
Apabila kita memperhitungkan semua dimensi kesejahteraan-konsumsi
yang memadai, kerentanan yang berkurang, pendidikan, kesehatan dan akses
terhadap infrastruktur dasar-maka hampir separuh rakyat Indonesia dapat
dianggap telah mengalami paling sedikit satu jenis kemiskinan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia memang telah
mencapai beberapa kemajuan di bidang pengembangan manusia. Telah terjadi
perbaikan nyata pencapaian pendidikan pada tingkat sekolah dasar; perbaikan
dalam cakupan pelayanan kesehatan dasar (khususnya dalam hal bantuan persalinan
dan imunisasi); dan pengurangan sangat besar dalam angka kematian anak. Akan
tetapi, untuk beberapa indikator yang terkait dengan MDGs, Indonesia gagal
mencapai kemajuan yang berarti dan tertinggal dari negara-negara lain di kawasan
yang sama. Bidang-bidang khusus yang patut diwaspadai adalah:
-
Angka gizi buruk (malnutrisi)
yang tinggi dan bahkan meningkat pada tahun-tahun terakhir: seperempat anak di bawah
usia lima tahun menderita gizi buruk di Indonesia, dengan angka gizi buruk
tetap sama dalam tahuntahun terakhir kendati telah terjadi penurunan angka
kemiskinan.
-
Kesehatan ibu yang jauh lebih
buruk dibandingkan dengan negara-negara di kawasan yang sama: angka kematian ibu
di Indonesia adalah 307 (untuk 100.000 kelahiran hidup)
-
Lemahnya hasil pendidikan.
Angka melanjutkan dari sekolah dasar ke sekolah menengah masih rendah, khususnya
di antara penduduk miskin: di antara kelompok umur 16-18 tahun pada kuintil termiskin,
hanya 55 persen yang lulus SMP, sedangkan angka untuk kuintil terkaya adalah 89
persen untuk kohor yang sama.
-
Rendahnya akses terhadap air
bersih, khususnya di antara penduduk miskin. Untuk kuintil paling rendah, hanya
48 persen yang memiliki akses air bersih di daerah pedesaan, sedangkan untuk
perkotaan, 78 persen.
-
Akses terhadap sanitasi
merupakan masalah sangat penting. Delapan puluh persen penduduk miskin di
pedesaan dan 59 persen penduduk miskin di perkotaan tidak memiliki akses
terhadap tangki septik, sementara itu hanya kurang dari satu persen dari
seluruh penduduk Indonesia yang terlayani oleh saluran pembuangan kotoran berpipa.
Perbedaan antar daerah yang besar di bidang
kemiskinan.
Keragaman antar daerah merupakan ciri
khas Indonesia, di antaranya tercerminkan dengan adanya perbedaan antara daerah
pedesaan dan perkotaan. Di pedesaan, terdapat sekitar 57 persen dari orang
miskin di Indonesia yang juga seringkali tidak memiliki akses terhadap
pelayanan infrastruktur dasar: hanya sekitar 50 persen masyarakat miskin di
pedesaan mempunyai akses terhadap sumber air bersih, dibandingkan dengan 80
persen bagi masyarakat miskin di perkotaan. Tetapi yang penting, dengan
melintasi kepulauan Indonesia yang sangat luas, akan ditemui perbedaan dalam
kantong-kantong kemiskinan di dalam daerah itu sendiri. Misalnya, angka
kemiskinan di Jawa/Bali adalah 15,7 persen, sedangkan di Papua adalah 38,7
persen.
Pelayanan dasar juga tidak merata
antar daerah, karena kurangnya sarana di daerah-daerah terpencil. Di Jawa,
ratarata jarak rumah tangga ke puskesmas terdekat adalah empat kilometer,
sedangkan di Papua 32 kilometer. Sementara itu, 66 persen kuintil termiskin di
Jawa/Bali mempunyai akses terhadap air bersih, sedangkan untuk Kalimantan hanya
35 persen dan untuk Papua hanya sembilan persen.
Tantangan yang dihadapi oleh
pemerintah, yakni walaupun tingkat kemiskinan jauh lebih tinggi di Indonesia
Bagian Timur dan di daerah-daerah terpencil, tetapi kebanyakan dari rakyat
miskin hidup di Indonesia Bagian Barat yang berpenduduk padat. Contohnya,
walaupun angka kemiskinan di Jawa/Bali relatif rendah, pulau-pulau tersebut
dihuni oleh 57 persen dari jumlah total rakyat miskin Indonesia, dibandingkan
dengan Papua, yang hanya memiliki tiga persen dari jumlah total rakyat miskin.
Penyebab dan Akibat Kemiskinan
Pada tulisan
sebelumnya kita sudah mengetahui penyebab kemiskinan menurut BAPPENAS dan Bank
Dunia. Di bab ini kita akan rangkum dan membahas lebih detail tentang penyebab kemiskinan
yang terjadi di Indonesia.
a.
Kesalahan Penetapan Strategi
Pemerintah
Pada zaman pemerintahan Presiden Soeharto, telah terjadi penetapan
kebijakan yang salah sehingga membuat Negara Indonesia sulit berkembang. Negara
Indonesia merupakan Negara agraris, Negara yang mengandalkan dan berpotensi
untuk maju dalam sector pertanian. Namun pada masa itu pemerintah ingin membuat
Negara Indonesia menjadi Negara industri. Akibatnya kesejahteraan petani
menjadi berkurang, karena pemerintah terlalu terfokus untuk memperlengkapi
pengembangan industry di Indonesia. Padahal apabila pemerintah lebih
memprioritaskan sector pertanian, Indonesia akan menjadi Negara pengekspor
terbesar dalam bidang pertanian. Apalagi dulu Indonesia tidak pernah mengimpor
beras, bahkan Indonesia menjadi pengekspor beras terbesar.
b.
Kurangnya sumber daya manusia
yang berkualitas
Sumber daya alam yang melimpah, apakah bisa dipergunakan untuk
mensejahterakan khalayak ramai jika tidak ada yang mengelolanya? Indonesia
memiliki banyak pertambangan dan bahkan memiliki cadangan minyak dunia
terbesar. Tapi yang mengelolanya bukan Negara kita sendiri melainkan Negara
lain. Bukti nyatanya dapat kita lihat bagaimana PT Freeport yang ada di Papua.
Setelah diselidiki ternyata pertambangan yang ada di Papua yang PT Freeport
kelola bukanlah pertambangan timah melainkan pertambangan emas. Betapa sangat
dirugikan Negara kita, karena pertambangan yang sangat berpotensi untuk membangun Negara dan
mensejahterakan tidak dapat kita nikmati
sepenuhnya hanya karna kurangnya sumber daya manusia di Indonesia yang mampu
untuk mengelola sumber daya alam negaranya sendiri. Hal yang tak kalah penting
yang perlu kita ketahui banyak orang Indonesia yang pintar cuma di teori tapi
pada praktiknya sangat kurang. Contohnya banyak sarjana kedokteran pada saat
terjun langsung dalam dunia perkerjaan, mereka malah mal praktek. Inilah
penyebab yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan, pemerintah harus
berusaha untuk mengatasi faktor ini.
c.
Kurangnya lapangan pekerjaan
Ini merupakan masalah utama. Bagaimana seseorang dapat memiliki
penghasilan apabila ia tidak bekerja? Orang yang memiliki penghasilan pastinya
adalah orang yang bekerja. Kebanyakan orang setelah lulus kuliah atau tamat
sekolah selalu berpikir ingin melamar pekerjaan atau mendapat panggilan
pekerjaan. Jarang sekali orang yang berpikir ingin menciptakan lapangan
pekerjaan. Lapangan pekerjaan tidak akan pernah bertambah jika tidak ada
orang-orang yang mau berwiraswasta. Suatu perusahaan pun tidak bisa terus
menampung tenaga kerja apabila tenaga kerja yang dibutuhkan sudah terpenuhi.
Bahkan terkadang perusahaan juga sering mengadakan PHK terutama saat sedang
mengalami krisis.
d.
Banyaknya tindakan KKN (Korupsi
Kolusi Nepotisme)
Pemerintahan yang jujur dan bersih sangat diperlukan terjadi di
Negara ini. Alangkah malunya karena menurut survey Indonesia merupakan salah
satu Negara KKN di dunia. Keberadaan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) masih
belum mampu menumpas pelaku KKN. KKN tidak hanya harus ditumpas, tapi juga harus
dicegah. Rakyat akan sangat dirugikan jika apa yang menjadi haknya justru
disalahgunakan bahkan dirampas oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Kita
sudah lihat bukti nyata yaitu Gayus. Indonesia tidak akan pernah sejahtera jika
setiap orang terutama dalam pemerintahan hanya memikirkan kepentingan diri
sendiri.
e.
Pembangunan yang tidak merata
Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa ada perbedaan yang mencolok antara
Jakarta dengan daerah-daerah yang ada di Indonesia. Rumah sakit, sekolah,
tempat perbelanjaan, dan pelayanan yang lainnya masih sangat kurang di
desa-desa. Akibatnya banyak orang yang ingin keluar dari daerahnya dan indah ke
tempat yang lebih banyak fasilitas yang mendukung. Apabila pembangunan merata,
yakinlah dari pembangunan yang ada, akan menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Bahkan warga yang tadinya mengalami kelesuan karena daerahnya yang sebelumnya
tertinggal akan berusaha bangkit dan mencoba untuk memperbaiki taraf hidup dan
kegiatan perekonomian disana akan hidup.
Pemerintah tidak boleh tutup mata akan masalah pembangunan, karena
ini akan menimbulkan diskriminasi dan perpecahan. Bukan hanya itu saja, apabila
tidak ditindak lebih lanjut, kemungkinan besar propinsi bisa melepaskan diri
dari NKRI, contohnya seperti masalah GAM.
Selain itu perlu kita ketahui bahwa ada penyebab golongan miskin
tidak terjamah oleh hasil pembangunan, antara lain:
·
Ketimpangan dalam peningkatan
pendidikan
·
Ketidakmerataan untuk
berpartisipasi
·
Ketidakmerataan pemilikan
alat-alat produksi
·
Ketidakmerataan terhadap modal
dan kredit
·
Ketidakmerataan menduduki
jabatan
·
Ketidakmerataan mempengaruhi
pasaran
·
Ketidakmerataan kemampuan
menghindari musibah
·
Laju pertumbuhan penduduk lebih
memberatkan golongan miskin
f.
Kurangnya partisipasi
masyarakat
Ketika seseorang berada dalam kondisi sedih, hal yang harus dia
lakukan adalah bangkit dan bertindak agar dia tidak terus menerus sedih. Sama
halnya dengan orang yang miskin. Dia harus bangkit dan bertindak agar dia lepas
dari kemiskinan. Mereka yang dalam kondisi miskin kebanyakan lebih banyak
mengeluh dan menunggu pemerintah yang bergerak. Yang menentukan mau
bagaimanakah hidup kita bukanlah orang lain melainkan kita sendiri.
Ada aksi ada reaksi, ada sebab ada juga
akibat. Kemiskinan telah membatasi hak rakyat dan memberi akibat, antara lain:
a.
Maraknya Tindak Kriminal
Keadaan mereka yang miskin
menuntut mereka harus mencari cara untuk mendapatkan uang sekalipun dengan cara
yang tidak halal. Mereka harus tetap melanjutkan hidup, mereka perlu makan
karena apabila mereka tidak makan mereka akan mati. Mereka akhirnya memakai
cara-cara brutal yaitu dengan mencuri, mencopet, merampok, menghipnotis dan
lain-lain. Tindak criminal membuat orang merasa tidak aman dan tidak sejahtera.
Merugikan sekali apabila kita mau melakukan aktivitas harus takut dan khawatir
karena tinak criminal.
b.
Kebodohan
Mereka yang miskin tidak bisa
berbicara soal mendapat pendidikan karena pendidikan membutuhkan dana. Bahkan
ada perkataan yang sering kita dengar “Boro-boro mau sekolah, buat makan sehari
aja susahnya minta ampun”. Akibatnya mereka yang miskin banyak yang bodoh.
Bagaiman amau memperbaiki taraf hidup kalo baca tulis saja tidak bisa.
c.
Kelaparan, Penyakit dan Kematian
Pernah tidak terpikir oleh kita
pada saat kita makan di restoran dan makanan yang kita makan tidak habis,
ternyata makanan yang sisa itu masih dimakan oleh orang-orang yang tidak mampu
membeli makanan. Mereka harus mengais-ngais dari tempat sampah, padahal
seharusnya makanan itu tidak boleh mereka konsumsi. Banyak diantara mereka yang
terkena penyakit dan gangguan kesehatan lainnya. Tapi ada juga diantara mereka
yang tidak makan sama sekali, mereka kelaparan dan bila itu uterus berlanjut
mereka akan mati.
d.
Kehidupan yang tidak layak
Banyak dari orang miskin yang
tidak memiliki rumah. Mereka tinggal di gubuk yang reok, bahkan mereka seperti
gelandangan yang hidupnya berpindah-pindah Karena tidak punya tempat untuk
tidur. Mereka tidak memiliki baju, mereka sering sekali mengais-ngais tempat
sampah untuk mencari apapun yang mereka dapat jadikan baju, atau mereka juga
mendapatkan baju dari tempat sampah. Sangat tidak layak keadaan mereka.
e.
Ketidakadilan
Saat mereka sakit mereka tidak
bisa pergi ke rumah sakit karena biayanya sangat mahal. Saat mereka melakukan
kesalahan kecil mereka dituntut oleh hukuman yang sangat tidak setimpal. Memang
sangat tidak relevan jika kita melihat mereka hanya mencuri sandal dan dihukum
5 tahun penjara tetapi pelaku KKN yang sudah makan uang rakyat
bertriliyun-triliyun justru hanya dihukum 4 tahun bahkan mendapatkan
pengurangan tahanan 1 tahun.
f.
Dilecehkan dan Tidak Dipandang
Sebagai manusia kita diciptakan
Tuhan dengan derajat yang sama namun pada realitanya, orang-orang sering
memperlakukan orang berdasarkan status social dan kemapanan mereka. Tak jarang
banyak orang miskin yang diperlakukan semena-mena, mereka dihina, dikucilkan
bahkan dijauhi dan yang lebih parahnya mereka hanya dimanfaatkan oleh
oknum-oknum yang merasa dirinya terpandang.
Solusi Untuk Menanggulangi Kemiskinan
Kemiskinan juga menjadi penyebab rendahnya
Human Development Index (HDI), Indeks Pembangunan Manusia Indonesia. Secara
menyeluruh kualitas manusia Indonesia relatif masih sangat rendah, dibandingkan
dengan kualitas manusia di negara-negara lain di dunia. Berdasarkan Human
Development Report 2006, Indonesia menempati urutan ke-124 dari 177 negara di
seluruh dunia.
Singkatnya, kemiskinan merupakan
persoalan yang menyesakkan dan kronis. Karena sangat kronis, maka cara penanggulangan
kemiskinan pun membutuhkan analisa yang tepat, melibatkan semua komponen
permasalahan, dan diperlukan strategi penanganan yang tepat, berkelanjutan dan
tidak bersifat temporer.
Tanpa usaha-usaha yang tepat, kemiskinan
hanya akan menghasilkan pengangguran luas. Berikut solusi yang bisa dapat
diterapkan untuk menanggulangi kemiskinan di Indonesia.
a.
Penetapan Strategi Pemerintah Yang Tepat
Peningkatan
produktivitas pertanian sebagai hasil revolusi hijau merupakan salah satu
pemicu utama pertumbuhan selama tiga dasawarsa yang bermula pada tahun 1970an.
Dewasa ini, harga komoditas dunia yang tinggi telah menopang pertumbuhan
output, sedangkan pergeseran tenaga kerja keluar dari sektor pertanian telah
menjaga pertumbuhan produktivitas kerja di bidang pertanian. Akibatnya,
diagnosa kemiskinan menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan di sektor
pertanian tetap menjadi pendorong utama untuk pengurangan kemiskinan.
Sudah
sepatutnya pemerintah membantu agar produktivitas pertanian meningkat, karena
pertanianlah menjadi potensi terbesar yang dimiliki Indonesia. Tanah dan iklim di
Indonesia benar-benar bisa menghasilkan berbagai tanaman yang bermanfaat. Bukan
tidak mungkin Indonesia akan kembali menjadi penghasil beras terbesar di dunia.
Apalagi kita juga mengetahui bahwa rempah-rempah juga sangat mampu untuk
mendongkrak Indonesia menjadi Negara pengekspor terbesar.
b. Pelatihan, Pembimbingan Yang Intensif Untuk
Menciptakan Sumber Daya Manusia Berkualitas
Menciptakan manusia manusia yang mampu bekerja
langsung pada praktiknya, bukan cuma sekedar menciptakan manusia dengan
segudang teori. Pemerintah harus membuat kursus dan workshop untuk menjadi
jembatan penting dalam menciptakan SDM berkualitas. Sehingga setiap orang mampu
bekerja dengan professional sesuai dengan bidangnya. Dengan adanya SDM
berkualitas, mereka diharapkan dapat mengelola SDA yang ada di Indonesia.
Bila perlu pemerintah juga bisa mendatangkan tenaga
ahli dari luar negeri agar dapat memberikan pelatihan dan bimbingan secara
khusus sehingga nantinya kita sudah mempunyai tenaga ahli yang dapat memberikan
ilmu kepada generasi berikutnya tanpa harus mendatangkan tenaga ahli dari luar
negeri lagi.
c.
Peningkatan Mutu Layanan Pendidikan
Sejak beberapa tahun ini, pemerintah sudah
melaksanankan wajib didik 9 tahun dan sekolah gratis sampai tingkat Sekolah
Menengah Pertama. Diharapkan pemerintah benar-benar mengevaluasi apakah program
tersebut sudah berjalan sesudai dengan yang kita harapkan. Wajib didik 9 tahun
juga harus ditingkatkan menjadi wajib didik 12 tahun dan sekolah gratis sampai
Sekolah Menengah Atas. Perbaikan gedung sekolah dan penambahan fasilitas
penunjang kegiatan belajar mengajar juga tak kalah penting. Masih banyak
sekolah-sekolah yang tidak layak yang perlu diperbaiki. Pendidikan sangatlah
penting agar masyarakat Indonesia tidak ada lagi yang bodoh dan buta huruf.
Besarnya suatu bangsa juga ditolak ukur dari bagaimana pendidikan
masyarakatnya. Masyarakat yang berpendidikan tentunya akan berusaha untuk
mensejahterakan dirinya dan tidak akan membiarkan ia hidup dalam kekurangan.
d. Penyediaan Lahan Kerja dan Mendorong Masyarakat Untuk Berwirausaha
Kita tahu bahwa banyak sekali
masyarakat Indonesia yang pengangguran. Hal ini disebabkan karena sedikitnya
lahan pekerjaan. Banyaknya orang yang membutuhkan pekerjaan tidak sebanding
dengan lahan pekerjaan yang ada. Akhirnya banyak gelandangan dan tindak
criminal karena ketidakmampuan seseorang untuk mendapatkan pekerjaan.
Wirausaha merupakan cara yang
efektif agar angka pengangguran di Indonesia menjadi berkurang. Yang menjadi
permasalahan yang timbul lagi yaitu banyak orang Indonesia yang tidak punya
modal dan keberaniaan untuk berwirausaha, mereka takut gagal dan bisnis
usahanya tidak berhasil. Pemerintah sudah menyadari hal ini dan sempat
memberikan bantuan dana melalui program UKM, usaha kecil menengah, dimana pemerintah
memberikan dana bagi masyarakat yang ingin membuka usaha seperti mendirikan
bengkel, mendirikan kios, mendirikan usaha kerajinan tangan dan lain
sebagainya. Namun program pemerintah masih kurang berjalan dengan baik. Banyak
kendala yang menghambat program ini. Dana yang tersedia juga masih kurang dan
tidak sebanding dengan jumlah masyarakat yang membutuhkan dana tersebut.
Disinilah dibutuhkan pihak swasta untuk membantu pemerintah dalam menanggulangi
masalah pengangguran dengan memberikan dana dan mengembangkan bisnis usaha agar
semakin banyak lahan untuk menampung masyarakat yang belum bekerja.
e.
Penegakan Hukum Yang Adil dan Tegas
Suatu Negara dapat berjalan dengan
baik apabila pemerintahnya juga bekerja dengan baik. Bagaimana dapat berjalan
dengan baik kalau banyak anggota pemerintahan yang bekerja hanya untuk mencari
keuntungan pribadi dan bukan bekerja demi rakyat dan negaranya. Akhirnya ulah
mereka yang tidak professional dengan melakukan KKN membuat rakyat menderita.
Apa yang menjadi hak rakyat, justru mereka rampas. Tindakan yang sangat
merugikan ini tidak boleh dianggap sebagai masalah sepele. Perlu dilakukan
penegakan hukum yang menindak tegas tanpa pandang bulu dalam menghukum setiap
orang yang melakukan KKN. Nyatanya sampai detik ini hukum itu belum ada. Gayus
Tambunan salah satu fakta yang sangat tragis, bukti sudah menyatakan bahwa dia
terbukti bersalah, tetapi tetap saja hukuman yang didapatkan Gayus tidak
setimpal dengan pelanggaran yang ia lakukan. Masalah ini, harus ditindak tegas
oleh lembaga dan aparat penegak hukum. Dan hal yang tidak boleh dilupakan
adalah lembaga dan aparat penegak hukum juga harus bekerja secara professional dan
bersikap jujur serta adil. Karena apabila mereka tidak bekerja seperti itu,
maka yang terjadi adalah yang lemah ditindas yang kuat, yang benar akan menjadi
yang salah. Menegakkan hukum dan menjalankan hukum sesuai aturan yang ada akan
menjadi salah satu solusi terbaik untuk memberantas kemiskinan. Negara yang
bersih dari KKN, akan membuat semua hak rakyat benar-benar diterima dan
dirasakan rakyat manfaatnya. Negara yang bersih dari KKN akan membangun Negara
menjadi Negara yang maju dan berkembang pesat.
f.
Pembangunan Yang Merata
Selama ini kita bisa lihat bahwa
banyak daerah di Indonesia yang masih tertinggal dan sama sekali tidak ada
perkembangan. Pembangunan hanya terpusat di Jakarta dan kota-kota besar lainnya
sehingga banyak daerah yang terabaikan. Akibat dari pembangunan yang hanya
terpusat tersebut banyak msayarakat yang melakukan urbanisasi. Urbanisasi
menimbulkan masalah baru yaitu padatnya jumlah penduduk di Jakarta dan kota
besar lainnya. Jadi sudah sepatutnya pemerintah mulai berbenah. Pemerintah
pusat memberikan dana bagi pemerintah daerah untuk bisa membangun daerahnya
agar bisa berkembang dan membuat penduduk setempat mampu menghidupkan kegiatan
ekonomi di daerahnya masing-masing. Pembangunan yang merata akan membuat tidak
adanya kesenjangan social atau diskriminasi. Apabila pembangunan benar-benar
dilaksanakan di setiap daerah, dapat diyakini dan dipercaya masyarakat setempat
tidak akan berurbanisasi melainkan tetap bertahan untuk memajukan daerahnya.
Ketika pembangunan merata terjadi maka akan membuat terjadi penyebaran penduduk
sesuai dengan daya tampung daerah dan tidak ada lagi terjadi yang namanya
ledakan penduduk.
g. Partisipasi Masyarakat
Kemiskinan bakal mudah diberantas apabila
semua orang peka dan tidak memberatkan masalah ini hanya kepada pemerintah.
Kepedulian masyarakat dengan memperhatikan kinerja pemerintah serta membantu
masyarakat yang hidupnya masih kurang sangatlah diperlukan. Tidak perlu
muluk-muluk dalam berpartisipasi. Lakukanlah setiap hal dimulai dari yang
kecil. Karena hal sekecil apapun bisa member dampak yang besar. Misalnya dengan
mengumpulkan pakaian bekas yang masih layak pakai dan disumbangkan kepada
rakyat kecil, pembagian sembako gratis dan masih banyak hal lain yang apabila
dilakukan secara berkala akan membuat rakyat miskin terbantu dan bahkan
mengurangi angka kemiskinan.
refrensi : http://tirsaaprillia.blogspot.com/2012/06/kemiskinan-terhadap-pertumbuhan-ekonomi.html